Pages

D. PEMBAWA VOKAL

          Penyanyi keroncong dituntut untuk dapat membawakan cengkok dan gregel, yaitu semacam hiasan nada yang dalam istilah music barat adalah semacam grupetto dan mordent. Cengkok ialah segala bentuk nada hiasan yang memperkembangkan kalimat lagu, artinya mengisi, memperindah, dan menghidupkan kalimat lagu. Sedangkan gregel ialah hiasan nada yang bergerak cepat.

            Pembawa cengkok dan gregel hendaknya luwes dan baik sehingga apa yang tersirat di dalam lagu tersebut.

            Pembawaan  hiasan vocal dalam music keroncong berbeda-beda menurut jenis-jenis music keroncongnya, sehingga terdapat perbedaan, misalnya

Pembawaan vocal dalam keroncong asli
  •  Pembawaan melodi dan syairnya bersifat improvisatoris, bercengkok dan gregel, juga secara portamento. Sedangkan ritmenya sering tidak pas pada pukulan yang seharusnya yang dalam istilah keroncong disebut nggandul (bahasa jawa: menggantung).
  • Pembawaan keroncong asli bersifat gagah.
  • Tempo: andante, moderato.


Pembawaan vocal dalam stambul II
  •   Pembawaan melodi dan syairnya secara improvisatoris, selaras dengan pembawaan keroncong asli, dengan cengkok dan gregel.
  • Bersifat halus dan lembut, serta mengharukan, penuh percintaan.
  •    Tempo: andante.


Pembawaan vocal dalam langgam keroncong
  • Sifat pembawaannya lebih mudah daripada keroncong asli dan stambul II, karena tanpa cengkok dan gregel.
  • Serupa dengan sifat pembawaan lagu hiburan Indonesia.
  • Tempo : andante, moderato.

C. INSTRUMEN MUSIK KERONCONG

            BIOLA berfungsi sebagai pemegang melodi dan sebagai kontrapunk dari vokal dengan imitasi-imitasinya. Biola berdawai empat, dengan sistem nada: G-D’-A’-E”.



            FLUTE (seruling) termasuk instrumen tiup kayu, yang mempunyai ambitus nada B/C’ sampai dengan C’’’’. Fungsi alat ini adalah sebagai pemegang melodi.



            GITAR termasuk instrument petik dengan fungsi sebagai pengiring, tetapi dapat pula sebagai pembawa melodi. Gitar berdawai enam, dengan sistem nada: E-A-D-G-B-E’.



            UKULELE termasuk instrumen petik yang berfungsi sebagai pemegang ritme. Ukulele berdawai empat dengan sistem nada G”-C”-E”-A” (ukulele sistem A), ada juga yang berdawai tiga dengan sistem nada G”-B”-E” (ukulele sistem E).



            Instrumen BANJO dalam keroncong sering disebut dengan nama CAK atau CAK TENOR. Sama dengan alat ukulele, banjo termasuk keluarga instrumen petik dan berfungsi sebagai pemegang ritme. Alat ini berdawai tiga, dengan sistem nada G”-B”-E” atau G’-B’-E” (banjo sistem E). ada pula banjo sistem nada D”-Fis’-B’ (banjo sistem B).



            CELLO termasuk keluarga instrumen gesek, bentuknya mirrip dnegan biola hanya ukurannya lebih besar. Alat ini berfungsi sebagai pemegang ritmis, berdawai tiga dengan sistem nada C-G-D’, ada pula yang menggunakan sistem D-G-D’.



           BASS atau CONTRABASS juga termauk keluarga instrumen dawai dan mempunyai leher yang lebih besar daripada biola atau cello, dengan bentuk pundak tajam. Bass berfungsi sebagai pengendali ritmis. Berdawai empat dengan sistem nada E-A-D-G. ada pula yang hanya mempergunakan tiga dawai dengan sistem nada A-D-G.


Jelajah…

   Gesang
Sebuah Legenda Maestro Keroncong


                Tidak banyak pemusik pemuda Indonesia yang bisa menjadi legenda masyarakat dunia. Satu dari yang sedikit itu, ialah maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono, pencipta lagu Bengawan Solo. Gesang yang lahir pada 10 Oktober 1917 itu, telah membuat sebuah lagu keroncong yang mampu menyebrangi lautan. Di usianya yang senja, Gesang telah membuktikan bahwa ia masih mampu merekam suaranya. Rekaman bertajuk Keroncong Asli Gesang ini diprosuksi PT Gema Nada Pertiwi (GMP) Jakarta, September 2002. Peluncuran Album rekaman itu dilakukan bersamaan dengan peringatan ulang tahunnya ke-85.


            Sudah empat kali GMP memproduksi album khusus Gesang, yaitu pada tahun 1982,1988,1999, dan 2002.


            Nama Gesang dengan Bengawan Solo-nya juga cukup dikenal pula di daratan tiongkok. Hal ini disebut sebagai jasa Bung Karno yang pada masa lalu sering membawa misi kesenian ke RRC, juga Vietnam, dan Negara Asia Tenggara yang lain.
            Melalui Gesang dan music keroncong, orang menjadi sadar bahwa music adalah sesuatu yang mutlak perlu bagi persahabatan dan perdamaian dunia. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. “Bengawan Solo” yang melintasi batas Negara, dengan memperkaya hati manusia, telah menjembatani pertukaran kebudayaan antara Jepang dan Indonesia.