1. ASAL MULA
Keroncong dibawa ke indonesia timur bersamaan dengan gitar, alat music para pelaut Portugis. Salah satu perkampungan kecil portugis adalah Tugu, suatu desa di pantai sebelah timur laut kota Jakarta. Meskipun merupakan perkampungan Portugis, penduduk di tempat tersebut terdiri dari mesticos (umat Kristen Portugis-Indonesia), penganut baru agama Kristen setempat, dan mardijkers (indo portugis keturunan budak-budak Afrika,India,Melayu, penganut baru agama Kristen). Mereka mempertunjukkan music keroncong di waktu malam hari secara beramai-ramai.
Karna dibawakan oleh orang-orang peranakan dan disukai oleh rakyat jelata, sejak jaman belanda music keroncong di anggap sebagai music pinggiran.
Instrument yang dipergunakan dalam music keroncong ditekan pada alat music berdawai yaitu sepasang keroncong (ukulele dan cak), satu sampai tiga gitar, satu cello, dan sebuah mandolin. Lebih lanjut dipadukan dengan satu atau dua buah biola, sebuah sruling dan alat-alat perkusi kecil seperti triangle dan tamborin. Karena bunyi alat music ukulele : crong, crong, crong, akhirnya dikenal istilah music keroncong.
Music keroncong berkembang di Pulau Jawa pada abad ke-20, music aliran ini berkembang menjadi bermacam-macam gaya, dari keroncong asli hingga langgam jawa, keroncong popular, keroncong jazz, dll.
2. PERKEMBANGAN di LUAR JAKARTA
Perkembangan music keroncong di luar Jakarta sangat terpengaruh oleh music tradisional. Terutama di jawa tengah tempat music keroncong terpengaruh music pantatonis (gamelan). Timbullah istilah “langgam” yang berciri bahasa daerah serta tangga nada dan ritmenya yang diarahkan dari music daerah.
Perkembangan keroncong Jawa Timur ditandai adanya teater rakyat Komedi Stambul yang menggunakan lagu-lagu keroncong. Timbulah keroncong dengan gaya baru yang disebut “stambul”. Music keroncong di Ambon terpengaruh oleh music Hawaian. Dalam praktiknya mereka menambahkan alat music gitar Hawai sebagai pembawa melodi.
Musik keroncong di Balikpapan terdiri dari satu atau dua biola, satu mandolin yang disebut “gambus” , ukulele, banjo serta dua buah gendang. Lagu-lagunya juga terpengaruh gaya tradisional.